Perencanaan

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Ketenagaan

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Dolor

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.
 

Berbagai Saran dalam Cooperative Learning

Tuesday 2 February 2010

Dari berbagai pengamatan dan penelitian dari banyak pakar bahwa ada beberapa saran yang perlu kita sampaikan kepada guru tentang dampak pelaksanaan cooperative learning dan akan berdampak langsung kepada guru di lapangan.
(a). Bagi guru. Bagi guru pertama, disarankan untuk mengubah paradigma tentang konsep yang memandang pembelajaran sebagai proses pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) kepada konsep yang memandang sejarah sebagai proses konstruktif. Perubahan ini sesuai dengan perubahan terhadap misi dan rujuan pembelajaran sejarah. Sebagai konsekuensinya guru sejarah harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengubah pola pengajaran lama yang masih bertumpu pada teacher centered kepada student centered. Salah satu langkah profesionalisme guru adalah mampu memperbaiki cara pembelajarannya ke arah yang lebih baik lagi.

Kedua, kepada semua guru perlu adanya pemahaman yang mendalam tentang model pembelajaran cooperative learning agar guru dapat melaksanakan peranannya sebagai fasilitalor, mediator, director motivator dan evaluator. Untuk itu perlu diadakan sosialisasi yang lebih intensif tentang model cooperative learning melalui kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sebagai wahana untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang pelaksanaan cooperative learning. Disamping itu model pembelajaran ini sesuai dengan konsep memberdayakan siswa, sehingga siswa memiliki peran aktif dalam kegiatan belajar.
Ketiga, guru harus memperhatikan secara seksama pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik siswa. Untuk mengatasi keterbatasan waktu pembentukan kelompok dilakukan sebelum pembelajaran sejarah dimulai. Meskipun kegiatan belajar dilakukan secara berkelompok, guru harus memperhatikan adanya perbedaan kemampuan siswa karena siswa memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam melaksanakan tugasnya. Keempat, model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan kinerja guru yang apabila diimplementasikan membawa sejumlah konsekuensi, di antaranya kemauan dan kemampuan guru untuk mengembangkan rencana pembelajaran (Renpel) secara matang, konsistensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan langah-langkah yang sudah terpola. Dan kemampuan guru dalam membuat alat evaluasi hasil dan proses belajar yang lebih beragam dan mampu mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi yang mendorong siswa untuk rnengembangkan kemampuan berpikir kritis.
(b) Bagi kepala sekolah, kepala sekolah dapat mendorong kepada guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sejarah melalui pemanfaatan model cooperative learning ini dengan mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan di sanggar MGMP, mengikuti seminar, ataupun penataran-penataran. Selanjunt, kepala sekolah memberikan otonomi akademik yang lebih luas kepada guru, ditambah dengan penyediaan sarana dan pra sarana seperti penyediaan buku-buku sejarah di perpustakaan dan media pembelajaran yang beragam, kunjungan ke museum atau situs-situs sejarah lainnya, untuk memotivasi siswa agar lebih menyenangi dan menyukai pembelajaran yang diajarkan guru.
(c) Pengambil kebijakan, dal-am hal ini adalah pejabat yang terkait dan turut bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Kepada pihak pejabat yang terkait, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional Bidang Pendidikan Dasar diharapkan dapat memberi dorongan dan kemudahan bagi guru untuk rnenggunakari model pembelajaran ini melalui pemanfaatan sanggar MGMP, sehingga bila menemukan kendala ataupun kesulitan yang dihadapi guru, dapat dicarikan jalan keluarnya melalui pertemuan MGMP..
(d) Pakar pendidikan ataupun para peneliti yang akan melakukan kajian dan pengembangan lebih lanjut. Perlu kami sampaikan bahwa model pembelajaran yang kita bahas ini sangat perlu untuk diteliti dan dikembangkan. Dengan hasil peng-kajian dan pengembangan yang dilakukan oleh pakar ataupun guru-guru dapat dijadikan dasar di dalam melakukan perubahan dan peng-embangan dunia pendidikan dan pengajaran. Dari sinilah kita mulai secara bertahap melakukan perubahan paradigma pengajaran yang dilakukan. Selanjutnya, pengetahuan yang kita peroleh sudah seharusnya dapat kita tularkan kepada guru-guru yang belum banyak dan mengerti tentang model pembelajaran cooperative learning.
Bila kita sepakat untuk melakukannya, dan sepakat pula kita kembangkan terus kepada orang lain, maka kita akan menghasilkan pengajaran dan pembelajaran yang bermutu dan hasil belajar anak akan bermutu pula

0 komentar:

Lorem

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.

Ipsum

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.

Dolor

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.