Perencanaan

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Ketenagaan

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Dolor

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.
 

Cara Mujarab dalam Pengembangan Website Lewat Blog

Tuesday 2 February 2010

Anda sudah tahu bagaimana cara paling ampuh mengembangkan konten? Kalau belum, Anda wajib tahu. Sebab konten berkaitan erat dengan traffic dan penjualan Anda. Konten di situs web dan blog Anda mempengaruhi popularitas dan profit Anda.
Konkretnya begini, orang akan memberikan alamat email mereka dan sign up di situs web atau blog Anda jika mereka suka yang Anda tulis. Selama posting artikel Anda menarik, informatif, juga inspiratif, saya yakin pengunjung segera bergabung di situs web dan blog Anda.
Nah, pengunjung hanya mau membeli produk Anda, jika sales letter Anda sukses memberikan janji dan keuntungan yang mereka inginkan. Dan, satu lagi produk Anda minim resiko. Apalagi untuk situs web membership. Tentang copywriting pernah ditulis memikat oleh Mas Wawan Purnama di sini.
Kalau Anda tak memberikan konten yang berbeda, terbaru, dan mendidik setiap kali posting, pelanggan Anda akan lari. Maka, jangan menganggap remeh isi blog Anda. Semua informasi yang dibutuhkan pengunjung harus Anda penuhi.

Pengelolaan Kelas Cooperative Learning

Menciptakan lingkungan yang optimal baik secara fisik maupun mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang yang nyaman, suasana hati yang gembira tanpa tekanan maka dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Pengaturan kelas yang baik merupakan langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar siswa secara keseluruhan. Sesuai dengan pen-dapat tersebut, maka dalam pelaksanaan model cooperative learning dibutuhkan kemauan dan kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelola lingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model ini guru bukannya bertambah pasif tapi harus menjadi lebih aktif terutama saat menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan kelas saat pelaksanaan dan membuat tugas untuk dikerjakan oleh siswa bersama dengan kelompoknya.
Dalam model pembelajaran cooperative learning, dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat (will and skill) dari anggota kelompoknya Sehingga masing-masing siswa harus memiliki niat untuk bekerja sama dengan anggota lainnya, di samping itu juga harus memiliki kiat-kiat bagaimana caranya berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam pengelolaan kelas model cooperative learning ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan yakni pengelompokan, pemberian motivasi kepada kelompok, dan penataan ruang kelas.
(a). Pembentukan Kelompok. Pada saat pembentukan kelompok guru membuat kelompok yang heterogen. Pembentukan kelompok dibentuk dengan memperhatikan kemampuan akademis. Pada umumnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang yang terdiri atas satu orang yang berkemampuan tinggi, dua orang yang berkemampuan sedang, dan satu orang yang berkemampuan rendah.

Berbagai Saran dalam Cooperative Learning

Dari berbagai pengamatan dan penelitian dari banyak pakar bahwa ada beberapa saran yang perlu kita sampaikan kepada guru tentang dampak pelaksanaan cooperative learning dan akan berdampak langsung kepada guru di lapangan.
(a). Bagi guru. Bagi guru pertama, disarankan untuk mengubah paradigma tentang konsep yang memandang pembelajaran sebagai proses pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) kepada konsep yang memandang sejarah sebagai proses konstruktif. Perubahan ini sesuai dengan perubahan terhadap misi dan rujuan pembelajaran sejarah. Sebagai konsekuensinya guru sejarah harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengubah pola pengajaran lama yang masih bertumpu pada teacher centered kepada student centered. Salah satu langkah profesionalisme guru adalah mampu memperbaiki cara pembelajarannya ke arah yang lebih baik lagi.

Efektifitas Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedang menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan sendiri (self-regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.

Lorem

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.

Ipsum

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.

Dolor

Please note: Delete this widget in your dashboard. This is just a widget example.